Program Selasa Membaca Ceria (PROSA) SMP NEGERI 3 SATU ATAP PANGKALAN SUSU

 oleh : Irma Sunarty Purba

PDP 120 : Tri Astari, M.Pd

FAS : Prasetyo, M.Pd

1.      

1.       Peristiwa (Fact)

 

1.1. Latar Belakang Situasi

Modul 3.3. dalam pendidikan guru penggerak ini mengupas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Ada dua  hal menarik yang dijelaskan dalam modul ini, diantaranya adalah tentang MELR : Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan pelaporan) dan manajemen resiko. Kedua materi tersebut dapat dijadikan sebagai tools untuk mengelola suatu pogram sekolah yang berdampak pada murid.  

Monitoring dan evaluasi merupakan suatu aktivitas yang sangat penting untuk memastikan program berjalan sesuai dengan indikator-indikator dari tujuan yang sudah ditetapkan. Monitoring merupakan kegiatan pengumpulan dan analisis data dan informasi tentang kemajuan suatu program. Monitoring dilakukan selama tahap pelaksanaan program. Diperlukan suatu indikator-indikator pemantauan sebagai kerangka monitoring  tentang bagaimana seharusnya program tersebut dilaksanakan sehubungan dengan pencapaian tujuan dan sasaran program  yang semestinya sesuai dengan rencana program yang sudah disusun sedemikian rupa.

Monitoring  umumnya membahas pertanyaan tentang progress suatu  kegiatan dan ouput tertentu yang telah diperoleh. Hasil monitoring juga dapat digunakan sebagai rekomendasi bagaimana seharusnya program dilaksanakan dan dapat pula berupa rekomendasi tentang beberapa penyesuaian yang mungkin diperlukan untuk menjaga pelaksanaan program agar  tetap pada jalurnya. Dalam tahap perencanaan program kita perlu mengembangkan rencana monitoring yang efektif yang terkait dengan kegiatan, output, dan tujuan program. .

Evaluasi adalah penilaian program yang menyeluruh, sistematis dan berkala. Ini umumnya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah) untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan. Evaluasi berbeda dengan pemantauan karena berfokus pada pertanyaan yang lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan  sesuai untuk memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan kemampuan literasi murid ?).

Pembelajaran mengacu pada langkah-langkah yang akan diambil oleh tim manajemen proyek untuk memastikan bahwa pelajaran dari program yang dilaksanakan, baik dan buruk, digunakan untuk mengubah prosedur operasi standar, proses pengambilan keputusan, dan perilaku individu, komunitas, dan organisasi / lembaga untuk lebih baik. Pembelajaran adalah komponen yang sangat penting dari tahap perencanaan  yang sering diabaikan dalam tahap desain progam.Pembelajaran agar pengelola program lainnya dapat belajar tentang keberhasilan (dan kegagalan) dan inovasi yang dilakukan oleh si pembuat program. Mereka kemudian dapat memasukkan pelajaran tersebut ke dalam program mereka sendiri. Namun, agar ini terjadi, harus ada mekanisme yang efektif untuk mengkomunikasikan informasi tentang keberhasilan (dan kegagalan) suatu program.

Pelaporan program  mengacu pada tanggung jawab pengelola program untuk memberikan pembaharuan formal secara berkala kepada pihak yang berwenang. Pelaporan dapat dianggap sebagai alat akuntabilitas; ini membantu pihak yang berwenang untuk mengetahui bahwa pengelola program menghasilkan progres menuju tujuan program yang sudah ditetapkan.

MELR yang efektif adalah komponen kunci untuk menghasilkan perubahan yang langgeng dan juga untuk mengembangkan perencanaan program yang berhasil. Hal ini sangat membantu untuk membuat keputusan yang lebih baik sebelum, selama, dan setelah implementasi program. Tentunya, agar tujuan yang diharapkan benar-benar sangat mungkin untuk dicapai  bukan sebuah utopia atau mimpi di siang bolong belaka.

Selain materi tentang MELR, dalam modul ini juga dibahas tentang manajemen resiko. Dalam melaksanakan suatu program, resiko pasti ada dan tidak dapat dihindari untuk itu perlu ada pengelolaan resiko. Pengelolan resiko betujuan agar program sekolah yang dilaksanakan minim akan kerugian dan hambatan. Meminimalisir resiko bertujuan agar tujuan program yang sudah ditetapkan dapat tercapai karena keberadaan resiko dapat berdampak terhadap pencapaian tujuan dari suatu program. Terdapat beberapa tipe resiko di lembaga sekolah, di antaranya adalah : (1) resiko strategis, resiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan; (2) resiko keuangan, resiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya aset; (3) resiko operasional, resiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen; (4) resiko pemenuhan, resiko yang berdampak pada kemampuan proses dan procedural internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku; (5) resiko reputasi, resiko yang berdampak pada reputasi dan merek lembaga. (kompasiana.com)

 Asesmen Nasional 2021 adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah. Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang menjelaskan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah. ( sumber : https://lpmpdki.kemdikbud.go.id)

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.( https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/)

Pada modul 3.2 pada bagian Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran dijelaskan bahwa Pendekatan  berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.  Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. 

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu: (1) Modal Manusia, (2) Modal Sosial, (3) Modal Fisik, (4) Modal Lingkungan Alam, (5) Modal Finansial, (6) Modal Politik, dan (7) Modal Agama dan Budaya. Berdasarkan hal ini, saya melakukan proses pemetaan aset yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Satu Atap adalah Adanya Ribuan Buku-Buku yang dapat dibaca oleh semua warga Sekolah disatuan Pendidikan saya. Maka berdasarkan hal ini perlu dilakukan Aksi nyata Program yang berdampak pada murid yaitu Program Selasa Membaca ceria di SMP Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi warga sekolah untuk mempersiapkan diri dalam Asesmen Nasional 2021 dimana aksi nyata saya ini saya laksanakan kepada warga sekolah dan murid-murid kelas 7 sebagai kelas parallel contoh.

1.2. Alasan mengapa melakukan Aksi Nyata

Bertolak dari latar belakang tersebut maka saya sebagai calon Guru penggerak dari program Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi Berinisiatif melaksanakan Aksi Nyata yaitu Program Selasa Membaca Ceria Bersama  dikenal dengan Kegiatan (PROSA) yang bertujuan untuk meningkatkan Kemampuan Literasi warga Sekolah di SMP N 3 Satu Atap Pangkalan Susu serta bertolak juga dengan Pemanfaatan Asset yang ada disekolah yakni banyaknya Buku-Buku yang tersedia disekolah untuk dapat digunakan oleh semua warga sekolah untuk dapat meningkatkan kemampuan literasi murid terutama dalam membedakan Buku-Buku kategori fiksi maupun kategori non fiksi  dengan Rancangan program Sebagai Berikut :

a.       Rancangan Rantai Hasil

INPUT

AKTIVITAS

HASIL LANGSUNG

(OUTPUT)

TUJUAN/CAPAIAN ANTARA (OUTCOME)

DAMPAK

(IMPACT/GOAL)

1.       Waktu,

2.       Sarana Dan Prasarana Program Literasi

3.       Guru Pendamping

4.       Osis

 

1.       Sosialisasi Kegiatan Program Literasi Warga Sekolah Smp Negeru 3 Satu Atap Pangkalan Susu

2.       Membentuk Panitia

3.       Mempersiapkan Sarana Dan Sarana

4.       Membuat Kesepakatan Bersama Baik Aturan Yang Harus Dipatuhi

5.       Membuat Jadwal Piket Kegiatan Program Literasi Warga Sekolah Smp Negeru 3 Satu Atap Pangkalan Susu

1.       Meningkatnya kemampuan Literasi  Warga Sekolah SMP Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu melalui Program Selasa Membaca Ceria  (SALSA)

2.       Siswa Aktif dalam Kegiatan Literasi disekolah untuk meningkatkan AKM sekolah

Meningkatkan Kemampuan Literasi Warga Sekolah Smp Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu

Warga Sekolah Smp Negeri 3 Satu Atap Pangkalan Susu Menjadi Warga Yang Gemar Membaca














a.       Manajemen resiko

No

Kemungkinan Resiko Yang Terjadi

Ukuran Resiko (kecil/sedang/besar)

Strategi Pengendalian

 1

 Resiko Strategis :

Kurangnya komitmen dari orang tua / karena

kecil  

Komitmen Bersama melalui kesepakatan bersama mealui  tanda tangan kesepakatan 

 2

Risiko pemenuhaan :

Terjadinya plagiatrisme terhadap hasil bacaan

sedang 

Evaluasi ketat terhadap proses dan  hasil baca siswa 















1.3. Hasil Aksi Nyata yang dilakukan

Aksi nyata yang saya lakukan diawali melalui Sosialisasi Program dengan Warga Sekolah, kemudian pembentukan Panitia yang bertanggung jawab yang saya ambil dari murid, serta mempersiapkan sarana dan prasarana serta waktu pelaksanaan program selasa membaca ceria yang dilaksankan selama 4 minggu dengan rincian sebagai berikut :

1.       Pada minggu I sosialisasi program dan pembentukan panitia

2.       Pada minggu 2 dan 3 melaksankan Baca bersama

3.       Pada minggu 4 membuat karya dari bahan bacaan

Berikut ini saya lampirkan Dokumentasi hasil Kegiatan aksi nyata Saya :

Berdiskusi dan sosialisasi Rencana Program Dengan Wakil Kepala Sekolah 


Sosialiasasi program Kepada murid dan pembentukan Panitia






Tahap persiapan Kegiatan Prosa


Kegiatan membaca  selama 2 kali

Tahap pembuatan karya hasil membaca Prosa






Hasil karya murid

Melalui kegiatan Prosa ini murid-murid saya sudah berhasil menghasilkan karya yang luar biasa melalui bahan bacaan yang mereka Baca dan mendapatkan respon positif dari pihak orang tua murid yang juga mendukung kegiatan literasi ini dari hasil observasi serta saran yang diberikan orang tua di kartu kendali literasi sebagai bukti yakni :


Serta hasil kesimpulan angket melalui Google formulir (https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfNQ0No9gML7N2lK_h9aT1ifr7cjoeQQlBDrzp56GFJplAjUg/viewform) yakni  dengan 76 responden warga SMP N 3 Satu Atap Pangkalan Susu dengan hasil presentasi sebagai berikut :





1.      Perasaan (Feeling)

Saya merasa sangat senang dan bangga sekali kepada para Murid saya serta warga sekolah lainnya yang mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan Prosa Ini karena telah berhasil menunjukkan hasil karya mereka dalam kegiatan Program Literasi yakni program Selasa membaca ceria. Program sederhana yang kami rencanakan ini telah membawa dampak positif pada murid untuk lebih berani lagi menampilkan hasil-hasil karya mereka untuk kedepannya.serta lebih meningkatkan kemampuan literasi yang lebih laik lagi untuk mendukung Asesmen Nasional yang akan dilaksanakan pada tahun 2021.

 

2.       PEMBELAJARAN (Finding)

Pembelajaran dari program selasa membaca ceria yang dilaksanakan di satuan pendidikan saya  adalah program ini dapat meningkatkan kompetensi literasi Murid sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan dan kemajuan zaman yang akan datang tentunya dengan dilaksanakan secara berkesinambungan. Selain itu, dengan terbiasa membaca juga murid akan mampu mengikuti Asesmen Nasional yang diantaranya akan mengukur literasi membaca dan literasi numerasi. Prosa ini  juga diharapkan dapat menjadi wadah beberapa Murid yang memiliki bakat menulis ataupun membuat karya sastra sehingga tergali potensi peserta didik yang memiliki Sastra baik menulis maupun hal lainnyaMelalui kegiatan ini juga Saya mendapatkan Pembelajaran bahwa suatu program yang positif untuk kemajuan murid telah membuka kesadaran bersama serta respon positif dari pihak orang tua dan wali murid untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang positif disekolah terlihat dengan antusias para orang tua mengantarkan murid kesekolah untuk kegiatan Prosa ini.

 

pENERAPAN Kedepan (Future)

Rencana ke depan kami berkaitan dengan program kegiatan ini adalah :

1.    Merancang Juknis kegiatan Prosa ini lebih baik lagi

2.    Merekrut Panitia kegiatan Prosa untuk kelas 9  dan 7 untuk tahun ajaran baru

3.    Sosialisasi kegiatan Prosa untuk semua warga sekolah

4.    Membentuk klub jurnalistik sebagai wadah karya literasi murid


Refleksi Aksi Nyata:



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama